Ultra marathon berbeda dengan marathon biasa yang hanya 42 km-an, ultra marathon bisa mencapai 100-170 km, dengan lintasan yang bermacam-macam, seperti tanjakan berbatu dengan kemiringan yang curam. Kondisi lintasan dan suhu yang ekstrim membutuhkan mental yang kuat, dan satu hal yang sangat wow adalah no money involved. Tidak ada hadiah uang buat pemenang, kemenangan dari peserta adalah dapat mengalahkan diri sendiri hingga mencapai finish.
Jarak tempuh 170 km pada Ultra marathon Fuji Mountain oleh pelari Kanada dapat diselesaikan dalam tempo 17 jam, sungguh luar biasa.
Tubuh manusia memang luar biasa, karena dapat dilatih untuk melakukan hal-hal yang yang menurut pemikiran kita sulit dilakukan, akan tetapi dengan latihan dan mental yang kuat, semua hal tersebut dapat dicapai.
Go Go Runner.
Track lari : Track lurus
Start Camp S Tapa................Check Point 1 D1 Bara Induk.......................Check point 2................Jl 180.......................Check point 3.............SP 2 (lapangan bola).....................Finish (lapangan Bola S Tapa)
Track dengan Tanjakan....................ini perlu dicari, pasti lewat areal plantation, daerah Dasal banyak view yang bagus.....perlu survei dulu.
Sunday, December 30, 2012
Prof Shinya Yamanaka and John Gurdon, Noble Laureate
Prof Shinya Yamanaka, from Kyoto University, Japan, together with John Gurdon from UK, won the Noble Prize in Medicine. Prof Yamanaka discovered the IPS cell (induced pluripotent stem cells) from adult mouse fibroblast, which closely resemble the embrionic stem cells.
In plant tissue culture, this also resemble to callusing to adult explant instead of meristematic cells. Merisematic cells in plants as well as animal are easier to culture because it's active cell growth which then differentiate. Older differentiated cell is difficult to grow or culture, but with Prof Yamanaka discoveries, old and differentiated cell can be turn into something like juvenile cells. But in order to do that he put 4 kind of new gene that helps the cells to reprogrammed....Isn't cool. You can reprogrammed cell and one day you can direct the growth to what ever cell you want.
Currently they are doing research on retinal tissue in over coming blindness, this a real breakthrough in the field of medicine and science as a whole.
This also makes me believe that plant will be able to be re programmed...and to come to that, extensive research must come at first. The possibilities is endless
In plant tissue culture, this also resemble to callusing to adult explant instead of meristematic cells. Merisematic cells in plants as well as animal are easier to culture because it's active cell growth which then differentiate. Older differentiated cell is difficult to grow or culture, but with Prof Yamanaka discoveries, old and differentiated cell can be turn into something like juvenile cells. But in order to do that he put 4 kind of new gene that helps the cells to reprogrammed....Isn't cool. You can reprogrammed cell and one day you can direct the growth to what ever cell you want.
Currently they are doing research on retinal tissue in over coming blindness, this a real breakthrough in the field of medicine and science as a whole.
This also makes me believe that plant will be able to be re programmed...and to come to that, extensive research must come at first. The possibilities is endless
Thursday, December 27, 2012
Supplemen : manual perbanyakan anggrek dengan menggunakan eksplan biji (belum selesai)
Manual Perkecambahan
Anggrek in vitro
Sebuah Just
Do It Untuk Konservasi Anggrek di Areal Konsesi
PT Wirakarya Sakti
Freddy Pangaribuan, SP
(507890)
Plant Tissue Culture
Research
Tree Improvement Section - PT
Wirakarya Sakti - Jambi Region
– Sinarmas Forestry -
Buku manual
ini memberikan gambaran dasar dari biologi perkecambahan biji anggrek, teknik
yang digunakan untuk mengecambahkan biji anggrek secara in vitro dan jenis media yang digunakan telah diuji pada biji
anggrek yang digunakan dan dapat disesuaikan sesuai dengan kebutuhan lain
Penghargaan
Ucapan terima kasih kepada Bapak Johan Louw sebagai Departemen
Head Research and Development PT Wirakarya Sakti, di Sungai Tapa atas
kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk menjalankan tugas sebagai
peneliti di laboratorium Kultur Jaringan, Seksi Tree Improvement. Terima kasih juga kepada Bapak Budiyansah sebagai Section Head yang membawahi Seksi Tree
Improvement, dimana penulis juga diberi kesempatan memberi kontribusi
mengembangkan klon-klon Eucalyptus dan
kebebasan untuk berkreasi membuka wawasan baru dan pengetahuan baru dengan
fasilitas yang tersedia. Terima kasih
juga buat rekan-rekan kerja di Laboratorium Kultur Jaringan, Laboratorium Pest
and Disease, dan Laboratorium Soil.
I PENDAHULUAN
1.1.
Tujuan
program perkecambahan anggrek in vitro di Sungai Tapa
Perkecambahan anggrek secara in
vitro merupakan bagian yang penting pada program konservasi anggrek di wilayah
konsesi PT WKS. Tujuan program
perbanyakan secara in vitro adalah :
1. Menyediakan
stock bibit anggrek yang jumlahnya di habitat alami semakin berkurang dan
mengembalikannya ke alam dengan cara menyediakan bibit dalam program restorasi
hutan
2. Meningkatkan
kesadaran akan pentingnya mempertahankan keanekaragaman flora secara umum dan
anggrek khususnya.
1.2 Biologi Perkecambahan biji anggrek
Biji
anggrek sering disebutkan sebagai “biji debu”, dikarenakan ukurannya yang kecil
dan mengandung sedikit cadangan makanan.
Di alam , biji tersebut tidak dapat berkecambah, dan tumbuh berkembang
kecuali diinfeksi oleh sejenis jamur mikoriza tertentu, yang akan menyediakan
nutrisi dan gula yang dibutuhkan untuk perkembangan sampai anggrek tersebut
cukup besar untuk dapat menyediakan makanan untuk dirinya sendiri..
Ketika
berkecambah, biji membentuk massa sel yang disebut protocorm (Gambar. 1) yang akan terus berkembang selama beberapa
minggu, bulan dan tahun tergantung spesies, sampai cukup besar untuk
menghasilkan daun dan akar. Pada anggrek
terrestrial adalah sangat penting bahwa
simbiosis anggrek dan jamur mikoriza terjadi selama tahap awal
pertumbuhan anggrek karena protocorm berada dibawah permukaan tanah dan tidak
dapat menghasilkan makanan sendiri. Pada
anggrek epifit, protocormnya berwarna hijau dan dapat menghasilkan makanan
sendiri. Hubungan antara anggrek dan
jamur mikoriza untuk anggrek tropis belum secra intensif diteliti.
1.3 Prinsip dasar perkecambahan in
vitro
1.3.1 Perkecambahan simbiotik dan Asimbiotik
Pada perkecambahan biji secara in vitro,
biji dikecambahkan pada media agar-agar dalam wadah botol plastic atau kaca
yang mengandung gula dan mineral yang dibutuhkan oleh biji untuk berkecambah
dan tumbuh. Terdapat 2 tipe
perkecambahan secara in vitro yaitu : simbiotik dan asimbiotik.
Pada perkecambahan biji secara simbiotik
biji disemai dengan sejumlah kecil jamur mikoriza yang sesuai. Jamur ini kemudian berkembang pada media,
mengkoloni biji yang sedang berkecambah hubungan simbiotik terbentuk yang akan
mendukung pertumbuhan protocorm sampai menghasilkan daun dan menjadi bersifat
autotrop. Teknik ini digunakan secara
luas untuk perbanyakan anggrek terrestrial di daerah sub tropis. Keuntungan dari teknik ini adalah media yang
digunakan sangat sederhana (salah satu yang paling popular adalah media yang
terdiri hanya dari tepung oats dan sedikit ekstrak ragi), dan hasil dari
tumbuhan yang berasal dari simbiosis dengan mikoriza lebih resisten terhadap
infeksi jamur dibandingkan dengan tumbuhan yang berasal dari perkecambahan
asimbiotik. Kekurangannya adalah, kita
harus menemukan jamur mikoriza yang sesuai, atau simbiosis tidak akan terbentuk
atau mungkin menjadi simbiosis parasitisme dan menjadikan bibit mati.. Sangat sedikit penelitian yang telah
dilakukan untuk hubungan dengan mikoriza pada anggrek tropis.
Perkecambahan biji anggrek secara
asimbiotik secara umum digunakan untuk perkecambahan anggrek di daerah tropis
yang cenderung lebih mudah tumbuh jika dibandingkan dengan anggrek dari daerah
sun tropis. Media yang digunakan untuk
perkecambahan asimbiotik lebih komplek daripada media untuk perkecambahan
simbiotik karena semua bahan organic dan anorganik harus dalam keadaan tersedia
untuk anggrek tanpa perantaraan jamur mikoriza.
Perkecambahan asimbiotik adalah metode yang digunakan untuk
perkecambahan di Laboratorium Kultur Jaringan PT Wirakarya Sakti untuk
perbanyakan anggrek. Apabila suatu saat
jamur mikoriza yang sesuai untuk perkecambahan in situ dapat diketahui, maka
perkecambahan secara dengan teknik simbiotik akan dapat dilaksanakan.
1.3.2 Dasar-dasar teknik sterilisasi
Pada
perkecambahan biji secara simbiotik dan asimbiotik, adalah mutlak untuk semua
media, botol, dan alat kerja serta biji dalam keadaan steril pada semua tahap
pekerjaan atau prosedur perkecambahan.
Setiap jenis bakteri dan jamur yang masuk akan tumbuh sangat cepat
mengalahkan pertumbuhan biji anggrek dan akhirnya mematikan biji anggrek yang
sedang tumbuh.
Kondisi
steril tersebut diperoleh dengan persiapan media dengan cara sterilisasi media
dengan autoclave selama 15 menit pada tekanan 1.15 atm. Temperatur dan tekanan yang tinggi akan
membunuh semua bakteri dan spora jamur yang terdapat pada media dan botol.
Biji
harus dibebaskan dari bakteri dan jamur sebelum ditransfer kedalam botol media. Hal tersebut dapat dilakukan dengan
menyemaikan biji yang masih tersimpan dalam kapsul yang masih hijau dengan
mensterilkan permukaan pod buah anggrek tersebut dengan larutan sodium atau
kalsium hypochlorite atau hydrogen peroxide, dan memastikan bahwa semua
peralatan yang digunakan dalam dalam kondisi steril. Dengan tindakan hati-hati dan latihan kondisi
yang steril dapat diciptakan dan dijaga sejak perkecambahan sampai penanaman
bibit.
Kondisi
steril dapat dicapai dengan menggunakan Laminar Air flow Cabinet (LAFC). Teknik lain untuk menghasilkan kondisi steril
dimungkinkan dengan teknik yang lebih sulit dan kalau bias dihindari pada
kondisi lembab dan kebersihan yang kurang.
1.3.3 Penggunaan Laminar Flow Cabinet
Ada
beberapa aturan dasar yang perlu dilakukan dalam penggunaan laminar Flow.
1. Selalu
sterilisasi secara keseluruhan permukaan dalam laminar dengan larutan alcohol
70-90%. Gunakan alat semprot dan lap
seluruh permukaan cabinet dengan lap bersih (steril) yang dibasahi dengan
alcohol. Sterilkan laminar sebelum dan
sesudah bekerja dengan laminar
2. Segala
sesuatu yang masuk ke dalam laminar harus steril. Gunakan sarung tangan, dan sterilkan sebelum
digunakan, semprot dengan alcohol dan tunggu sampai kering. Jika tidak menggunakan sarung tangan , cuci
tangan dan gosok kuku menyeluruh dengan sabun antiseptic. Semprot tangan dengan alcohol sebelum bekerja
dan gunakan jas lab yang bersih.
Shoot Initiation of Turnera sp (dari gambar terlihat 2 eksplan terkontaminasi jamur berwarna putih) sejenis Asper atau Penicillium.
shoot turnera mulai menghasilkan tunas (Freddy, 2012) |
Subscribe to:
Posts (Atom)