Thursday, December 27, 2012

Supplemen : manual perbanyakan anggrek dengan menggunakan eksplan biji (belum selesai)


Manual Perkecambahan Anggrek in vitro
Sebuah Just Do It Untuk Konservasi Anggrek di Areal Konsesi
 PT Wirakarya Sakti

Freddy Pangaribuan, SP (507890)
Plant Tissue Culture Research
Tree Improvement Section - PT Wirakarya Sakti - Jambi Region
 – Sinarmas Forestry -

Buku manual ini memberikan gambaran dasar dari biologi perkecambahan biji anggrek, teknik yang digunakan untuk mengecambahkan biji anggrek secara in vitro dan jenis media yang digunakan telah diuji pada biji anggrek yang digunakan dan dapat disesuaikan sesuai dengan kebutuhan lain


Penghargaan
Ucapan terima kasih kepada Bapak Johan Louw sebagai Departemen Head Research and Development PT Wirakarya Sakti, di Sungai Tapa atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk menjalankan tugas sebagai peneliti di laboratorium Kultur Jaringan, Seksi Tree Improvement.  Terima kasih juga kepada Bapak Budiyansah sebagai Section Head yang membawahi Seksi Tree Improvement, dimana penulis juga diberi kesempatan memberi kontribusi mengembangkan klon-klon Eucalyptus dan kebebasan untuk berkreasi membuka wawasan baru dan pengetahuan baru dengan fasilitas yang tersedia.   Terima kasih juga buat rekan-rekan kerja di Laboratorium Kultur Jaringan, Laboratorium Pest and Disease, dan Laboratorium Soil.
I PENDAHULUAN

1.1.   Tujuan program perkecambahan anggrek in vitro di Sungai Tapa
            Perkecambahan anggrek secara in vitro merupakan bagian yang penting pada program konservasi anggrek di wilayah konsesi PT WKS.  Tujuan program perbanyakan secara in vitro adalah :
1.      Menyediakan stock bibit anggrek yang jumlahnya di habitat alami semakin berkurang dan mengembalikannya ke alam dengan cara menyediakan bibit dalam program restorasi hutan
2.      Meningkatkan kesadaran akan pentingnya mempertahankan keanekaragaman flora secara umum dan anggrek khususnya.

1.2              Biologi Perkecambahan biji anggrek
Biji anggrek sering disebutkan sebagai “biji debu”, dikarenakan ukurannya yang kecil dan mengandung sedikit cadangan makanan.  Di alam , biji tersebut tidak dapat berkecambah, dan tumbuh berkembang kecuali diinfeksi oleh sejenis jamur mikoriza tertentu, yang akan menyediakan nutrisi dan gula yang dibutuhkan untuk perkembangan sampai anggrek tersebut cukup besar untuk dapat menyediakan makanan untuk dirinya sendiri..

Ketika berkecambah, biji membentuk massa sel yang disebut protocorm (Gambar. 1)  yang akan terus berkembang selama beberapa minggu, bulan dan tahun tergantung spesies, sampai cukup besar untuk menghasilkan daun dan akar.  Pada anggrek terrestrial adalah sangat penting bahwa  simbiosis anggrek dan jamur mikoriza terjadi selama tahap awal pertumbuhan anggrek karena protocorm berada dibawah permukaan tanah dan tidak dapat menghasilkan makanan sendiri.  Pada anggrek epifit, protocormnya berwarna hijau dan dapat menghasilkan makanan sendiri.  Hubungan antara anggrek dan jamur mikoriza untuk anggrek tropis belum secra intensif diteliti.

1.3             Prinsip dasar perkecambahan in vitro
1.3.1          Perkecambahan simbiotik dan Asimbiotik
      Pada perkecambahan biji secara in vitro, biji dikecambahkan pada media agar-agar dalam wadah botol plastic atau kaca yang mengandung gula dan mineral yang dibutuhkan oleh biji untuk berkecambah dan tumbuh.  Terdapat 2 tipe perkecambahan secara in vitro yaitu : simbiotik dan asimbiotik.
      Pada perkecambahan biji secara simbiotik biji disemai dengan sejumlah kecil jamur mikoriza yang sesuai.  Jamur ini kemudian berkembang pada media, mengkoloni biji yang sedang berkecambah hubungan simbiotik terbentuk yang akan mendukung pertumbuhan protocorm sampai menghasilkan daun dan menjadi bersifat autotrop.  Teknik ini digunakan secara luas untuk perbanyakan anggrek terrestrial di daerah sub tropis.  Keuntungan dari teknik ini adalah media yang digunakan sangat sederhana (salah satu yang paling popular adalah media yang terdiri hanya dari tepung oats dan sedikit ekstrak ragi), dan hasil dari tumbuhan yang berasal dari simbiosis dengan mikoriza lebih resisten terhadap infeksi jamur dibandingkan dengan tumbuhan yang berasal dari perkecambahan asimbiotik.  Kekurangannya adalah, kita harus menemukan jamur mikoriza yang sesuai, atau simbiosis tidak akan terbentuk atau mungkin menjadi simbiosis parasitisme dan menjadikan bibit mati..  Sangat sedikit penelitian yang telah dilakukan untuk hubungan dengan mikoriza pada anggrek tropis.
      Perkecambahan biji anggrek secara asimbiotik secara umum digunakan untuk perkecambahan anggrek di daerah tropis yang cenderung lebih mudah tumbuh jika dibandingkan dengan anggrek dari daerah sun tropis.  Media yang digunakan untuk perkecambahan asimbiotik lebih komplek daripada media untuk perkecambahan simbiotik karena semua bahan organic dan anorganik harus dalam keadaan tersedia untuk anggrek tanpa perantaraan jamur mikoriza.  Perkecambahan asimbiotik adalah metode yang digunakan untuk perkecambahan di Laboratorium Kultur Jaringan PT Wirakarya Sakti untuk perbanyakan anggrek.  Apabila suatu saat jamur mikoriza yang sesuai untuk perkecambahan in situ dapat diketahui, maka perkecambahan secara dengan teknik simbiotik akan dapat dilaksanakan.
1.3.2          Dasar-dasar teknik sterilisasi
Pada perkecambahan biji secara simbiotik dan asimbiotik, adalah mutlak untuk semua media, botol, dan alat kerja serta biji dalam keadaan steril pada semua tahap pekerjaan atau prosedur perkecambahan.  Setiap jenis bakteri dan jamur yang masuk akan tumbuh sangat cepat mengalahkan pertumbuhan biji anggrek dan akhirnya mematikan biji anggrek yang sedang tumbuh.
Kondisi steril tersebut diperoleh dengan persiapan media dengan cara sterilisasi media dengan autoclave selama 15 menit pada tekanan 1.15 atm.  Temperatur dan tekanan yang tinggi akan membunuh semua bakteri dan spora jamur yang terdapat pada media dan botol.
Biji harus dibebaskan dari bakteri dan jamur sebelum ditransfer kedalam botol media.  Hal tersebut dapat dilakukan dengan menyemaikan biji yang masih tersimpan dalam kapsul yang masih hijau dengan mensterilkan permukaan pod buah anggrek tersebut dengan larutan sodium atau kalsium hypochlorite atau hydrogen peroxide, dan memastikan bahwa semua peralatan yang digunakan dalam dalam kondisi steril.  Dengan tindakan hati-hati dan latihan kondisi yang steril dapat diciptakan dan dijaga sejak perkecambahan sampai penanaman bibit.
Kondisi steril dapat dicapai dengan menggunakan Laminar Air flow Cabinet (LAFC).  Teknik lain untuk menghasilkan kondisi steril dimungkinkan dengan teknik yang lebih sulit dan kalau bias dihindari pada kondisi lembab dan kebersihan yang kurang.
1.3.3          Penggunaan Laminar Flow Cabinet
Ada beberapa aturan dasar yang perlu dilakukan dalam penggunaan laminar Flow.
1.      Selalu sterilisasi secara keseluruhan permukaan dalam laminar dengan larutan alcohol 70-90%.  Gunakan alat semprot dan lap seluruh permukaan cabinet dengan lap bersih (steril) yang dibasahi dengan alcohol.  Sterilkan laminar sebelum dan sesudah bekerja dengan laminar
2.      Segala sesuatu yang masuk ke dalam laminar harus steril.  Gunakan sarung tangan, dan sterilkan sebelum digunakan, semprot dengan alcohol dan tunggu sampai kering.  Jika tidak menggunakan sarung tangan , cuci tangan dan gosok kuku menyeluruh dengan sabun antiseptic.  Semprot tangan dengan alcohol sebelum bekerja dan gunakan jas lab yang bersih.

No comments:

Post a Comment